Rabu, 06 Oktober 2010

Kajian Tafsir al Fatihah I

Pengantar :
Dalam penamaan surat dan penempatan surat/ayat dalam al-Qur'an semuanya berdasarkan petunjuk ilahi (taufiqi), oleh karena itu tidak ada perdebatan mengenai hal itu.Dengan pendekatan tafsir dapat saja dipahami akan makna penempatan satu surat atau satu ayat dalam wacana besar al-Qur'an.Begitu pula halnya dengan surat al-Fatihah, yang secara nyata diletakkan di awal al-Qur'an dan disebut sebagai surat pembuka (muqaddimah) darinya. tentu akan banyak hikmah yang didapatkan dalam kajian tentang al Fatihah ini. Di antaranya adalah :
1. Penamaan al-Fatihah. 
Sebagaimana diketahui bahwa sistematika penulisan buku yang baik, seharusnya memang memuat ; pendahuluan atau pengantar-yang mana di dalamnya terdapat ringkasan menyeluruh dari isi buku itu, maka begitu juga halnya dengan al-Qur'an yang menempatkan al-Fatihah sebagai muqaddimah dari keseluruhan isi al-Qur'an. hal ini dapat dibuktikan dengan termuatnya ringkasan dan garis besar pokok bahasan yang dibicarakan dalam al-Qur'an termuat dan terangkum dengan ringkas dan padat dalam surat al-Fatihah ini, maka ia disebut surat al-Fatihah (surat pembuka). Surat al-Fatihah adalah kunci dan jalan masuk bagi setiap orang untuk masuk dan menyelami samudra hikmah dari lautan al-Fatihah. Bahkan mungkin inilah yang menjadi landasan bagi setiap kita saat memulai membaca, menela'ah dan mempelajari al-Qur'an diawali dengan pembacaan al-Fatihah.
2.Kandungan al-Fatihah
Secara tegas dapat dipahami bahwa pokok bahasan yang terdapat dalam ayat-ayat al Fatihah adalah merupakan ringkasan dari tema-tema besar bahasan al-Qur'an, di antaranya adalah mengenai :1)Aspek Ketuhanan, 2)Aspek Ibadah, 3)Aspek Janji dan Ancaman, serta 4)Kisah/kabar tentang orang-orang terdahulu.
3. Nama-nama lain al-Fatihah
Selain dari al-Fatihah, surat pertama ini juga memiliki nama-nama lain yang tentu juga memiliki arti dan hikmah-hikmah lainnya. seperti ummul kitab, ummul Qur'an, sab'ul matsaanie.Kalau ummul kitab adalah gambaran umum akan statemen bahwa al-Fatihah adalah rangkuman dari seluruh kitab wahyu yang diturunkan Allah kepada seluruh umat manusia, sedangkan ummul Qur'an adalah merupakan induk dan rangkuman dari al-Qur'an. Makna sab'ul matsaanie ini adalah bahwa al-Fatihah yang terdiri dari tujuh ayat ini adalah merupakan ayat-ayat indah dalam lukisan kalimat sastra (balaghoh) yang tinggi serta mengalami pengulangan dua kali dari semua tema yang disampaikan di dalamnya.
Kalimat bismillah (pada ayat 1) dinegasi lagi dengan kalimat alhamdulillah (pada ayat 2) hal ini mengandung makna bahwa semua urusan seharusnya dimulai dan didasari oleh kalimat "dengan nama Allah" pasti akhirnya akan bermuara kepada pengagungan dan pemujian hanyalah milik Allah sebagaimana terkandung dalam kalimat "alhamdulillah".
Asma' Allah "ar-Rahman (Maha Pengasih)" dan "ar-Rahim (Maha Penyayang)" diulang dua kali pada ayat 1 dan 3, hal ini tentu saja mengukuhkan keyakinan kita bahwa sifat kasih dan sayang Allah inilah yang dominan. sungguh kurang tepat jika Allah selalu dilukiskan dengan amarah, murka, pendendam serta semua sifat buruk lainnya, padahal kasih sayang Allah jauh lebih luas dari semua itu. Bahkan Ibnu Arabi berkata bahwa terciptanya alam semesta ini bukanlah karena sifat Qudrah (Kekuasaan) atau sifat Irodah (Kehendak) pada Allah, akan tetapi terciptanya alam raya ini karena sifat kasih sayang (ar-Rahman dan ar-Rahim) yang ada pada Dzat Allah.
Kemudian kalimat "rabbul 'aalamin (Pengatur/Pencipta alam raya ini)" yang mempertegas kekuasaan Allah atas alam semesta ini, dipertegas lagi dengan pengungkapan kekuasaan Allah pada alam akhirat nanti dalam ayat ke-4 "maaliki yaum ad-diin (Penguasa hari kemudian)". Kekuasaan mutlak milik Allah ini pada seluruh tataran alam semesta, maka ayat 1 sampai dengan ayat 4 adalah merupakan bukti dasar dari konsep "Tauhid rububiyyah" yaitu bahwa Allah itu Maha Esa dan Ia sendirian dalam mencipta, mengatur, memelihara atau bahkan menghancurkan alam semesta yang telah Ia cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar